Thursday, April 28, 2011

Seputar Indonesia Goes to Campus

Newscast TV yang paling bombastis menurut gw adalah Seputar Indonesia di RCTI. Hmm, bukan hanya gw sih sebebernya yang berpendapat seperti itu, mayoritas penduduk Indonesia juga pada nonton berita disini. Walaupun memang ada dua stasiun TV lain yang khusus menyajikan berita aja, mereka tetep kalah saing loh. Tapi, sekarang gw bukan mau membicarakan tentang persaingan di dunia TV, melainkan cerita gw saat gw dateng ke seminar & workshop, dalam rangka Seputar Indonesia Goes to Campus. Wohooo! Seru kan kedengerannya!

Acara ini berlangsung tanggal 28 April 2011, bertempat di AJB FISIP UI, lantai 2 batang F. Di jadwal sih dibilang dari jam 9 - 12 siang, tapi ternyata berubah, jadinya sesi pertama jam stengah 10 - stengah 1 siang, lalu sesi kedua sejam setelahnya. Gw cuma ikut yang sesi pertama aja. Awalnya gw ga niat dateng kesitu, tapi karena kelas gw, Vokasi Penyiaran, diwajibkan untuk ikut sebagai pengganti kuliah, dengan sangat terpaksa gw dateng. Padahal PR banget jadinya mesti bangun pagi-pagi buta. Kita diiming-imingi klo pembicaranya itu Arif Sudi Utomo, supaya kita semua full dateng. Eh ternyata mas Arif lagi ada urusan, jadi pembicaranya diganti menjadi abang Putra Nababan, reporter + presenter Sindo, dan Yulia Suprapto, executive producer Sindo. Wow!!! Seneng banget gw pas denger kabar itu. Untung gw dateng paling cepet, jadi bisa ambil tempat duduk di paling depan. 

With bang Putra Nababan

Luar biasa banget deh pembicaraannya dua narasumber itu. Sangat bermanfaat dan berbobot. Meskipun kalah pamor dari bang Putra, mba Yulia juga ga kalah hebat. Keintelekannya dalam berbicara bisa membuat kita ga mau berpaling dan sama sekali ga ngerasa bosen dengerinnya. Hal pertama yang dibahas itu tentang perbedaan yang paling esensial antara berita di media cetak dengan di media TV. Dari rangkuman yang udah gw buat, bang Putra bilang klo media TV lebih berdampak dan berpengaruh besar terhadap pemirsanya yang menyaksikan, dibanding dengan berita yang dimuat di media cetak. Trus hal kedua yang adalah mengenai cara membuat berita yang baik. Mba Yulia dan bang Putra menyebutkan klo berita yang baik itu harus bisa dimengerti oleh semua kalangan, mulai dari kalangan A, B, C, sampe E, bawah sampe atas. Berita yang baik juga harus mempunyai dampak dan pengaruh terhadap pemirsanya, selain dari cara penyajian dan penyampaian berita tersebut. Hal lain yang dibicarakan di seminar ini juga menyangkut eksklusifitas berita. Mba Yulia mengatakan klo derajat eksklusif saat ini ada dua dan seringkali disalahartikan oleh masyarakat. Pertama, berita dikatakan eksklusif jika stasiun TV tertentu adalah yang pertama kali menayangkan berita itu. Yang kedua adalah, berita bisa diklaim eksklusif bila stasiun TV itu hanya satu-satunya TV yang menayangkan berita tersebut. Namun, yang penting bukan cap atau label eksklusifnya, berita itu harus bener-bener eksklusif. Seperti contohnya pada saat bang Putra mewawancara Presiden Barack Obama, tayangan itu betul-betul the one and only RCTI yang memilikinya. Bang Putra menambahkan, jika seorang wartawan bisa mendapatkan berita yang eksklusif, maka hal itu bagaikan grand prize, karena memang sangat sulit, butuh perjuangan dan usaha yang ekstra untuk mendapatkannya.

Setelah semua bahan telah disampaikan oleh mereka, sampe deh ke sesi tanya-jawab. Gw sempet nanya, kenapa bisa RCTI yang dipilih menjadi satu-satunya stasiun TV yang boleh mewawancara Barack Obama. Seketika langsung dijawab oleh bang Putra. Dia bilang klo RCTI menang dari ide pembuatan wawancara. Dari mulai ide mereka wawancara di White House, sampai cara mengemasnya, disusun sedemikian rupa sampe bisa diterima. Mba Yulia juga menjelaskan klo RCTI tidak serta-merta dipilih random oleh kedubes Amerika, tapi udah ditinjau sebelumnya dari rating & share. Mereka melihat bahwa stasiun TV yang paling banyak ditonton masyarakat adalah RCTI. Maka dari situ mereka percaya untuk 'menyerahkan' Obama kepada RCTI. Ditambahkan lagi oleh mba Yulia, proses lobby nya juga lebih dari setahun. Pihak RCTI sudah menduga sebelumnya bahwa yang akan menang di pemilu waktu itu adalah Obama, jadi mulai saat itu juga mereka sudah mulai merencanakan sesi wawancara tersebut. Klo dari segi tekhnis wawancaranya, bang Putra berkata klo mewawancara Obama tuh ga ada bedanya dengan mewawancarai orang penting lainnya, karena Obama juga manusia biasa, sama seperti kita.

 Sese, mba Yulia, Youra, dan gw

Gw seneng banget pertanyaan gw bisa dengan jelas dijawab oleh dua narasumber itu. Gw suka dengan cara mereka menjawab maupun jawabannya, bener-bener bermanfaat dan membuat gw semakin terpacu untuk terjun ke dunia jurnalistik. Obviously, masih ada pertanyaan dan statement lain yang dibicarakan, tapi ga bakal muat klo gw paparkan disini semua, hehe. Jadi kurang lebihnya semua yang gw ceritakan diatas itu udah bisa cukup mewakilkan isi dari seminar ini.

Setelah seminar selesai, ada simulasi menjadi seorang reporter. Yang ingin mencoba menjadi reporter boleh maju ke depan dan diberi kesempatan berbicara di depan kamera betulan, dengan background lambang Sindo pula, jadi seolah-olah kaya beneran banget. Gw sengaja ga mau maju karena gw emang ga suka ada di depan kamera, gw lebih prefer kerja di balik kamera aja. Semua volunteer yang maju menurut gw punya keberanian dan tingkan kepercayaan diri yang tinggi, menyampaikan beritanya juga cukup bagus. Mba Yulia yang mengomentari mereka juga bberkata seperti itu, sambil sedikit memberi tau kekurangan dari mereka masing-masing. 


Berakhirnya sesi pertama ditandai dengan berakhirnya simulasi itu. Sesi kedua dilanjutkan lagi jam stengah 2 siang, dengan narasumber mas Aiman Wicaksono, presenter Sindo. Sayang banget gw ada kuliah, jadi ga bisa nonton sesi kedua juga, padahal ga kalah serunya kan pasti diskusi sama mas Aiman. Tapi secara keseluruhan, gw bener-bener salut sama acara ini. Gw ga nyangka aja bisa ketemu bang Putra Nababan di kampus, secara gitu kan dia udah sangat famous, udah pernah kemana-mana, menjelajah dunia, dengan liputan-liputannya yang super attractive itu.

Wah, ternyata Seputar Indonesia Goes to Campus ini sempet live di RCTI. Gw merasa bangga bisa ikut ambil bagian dalam event ini. Walopun cuma jadi penonton, tapi setidaknya banyak banget pembelajaran yang gw ambil. So, terbukti kan klo belajar di bangku kuliah itu ga melulu duduk di kelas, dengerin dosen dan nyatet apa yang dibilang dosen, tapi bisa juga dilakukan di luar kelas.

Seriuously, I do love my campus, even before I coming in.

Saya Devia, melaporkan langsung dari AJB FISIP UI, untuk Seputar Indonesia. Hehe :)

No comments:

Post a Comment